Selasa, 17 Desember 2013





Andai...A A A A A A Aku punya mobil mewah.
 Andai..A A A A A A Aku punya...................

Jadi keinget waktu kecil pernah denger lagu ini. Kira-kira sekitar tahun 90an.
Lirik yang sederhana, dan juga pengulanganya Membuat lagu ini mudah nyantol ditelinga.
Suatu karya yang membanggakan dari seorang seniman Opie Andarista "maaf kalau salah nulis ejaan namanya".



Minggu, 24 November 2013

Ruang Kreatif

                                                                          Ruang Kreatif

Sekilas Intro


Akhir bulan Mei yang lalu masih di tahun 2013 saya menempati sebuah rumah kontrakan yang disewa secara patungan bersama tiga kawan lainya. Tersedia tiga kamar tidur, ruang tengah yang cukup luas, halaman belakang, dan juga satu kamar mandi tak berpintu. Rumah ini terletak di sebuah dusun  pinggiran kota Jogja dan berbatasan langsung dengan jalan ring road barat, tepatnya di dusun Ngawen, Trihanggo, Sleman. Walau dusun Ngawen telah tersentuh hiruk  pikuk gemerlapnya jogja seperti pembangunan dan pengaruhnya budaya urban, setidaknya dusun ini masih menyisakan hamparan hijau persawahan walau tak begitu luas. Saban jumat malam kita masih dapat mendengar rengeng-rengeng suara gamelan yang dimainkan oleh para sesepuhnya. Intinya masih cukup sejuklah dusun ngawen ini untuk ukuran dusun pinggiran kota jogja.

Dari rumah kontrakan inilah muncul keinginan untuk  menciptakan sebuah ruang kreatif. Ruang yang mampu mengakomodasi kreatifitas saya dan kawan-kawan, juga mampu sebagai ruang belajar bersama masyarakat  dan sarana dalam berinteraksi. Harapanya seperti itu tadi. Saya berfikir, alangkah sederhananya dan sangat disayangkan jika kami menyewa sebuah rumah hanya sebagai tempat singgah, sekedar untuk melepas lelah dari kesibukan masing-masing pribadi. Sementara kami yang diberi kesempatan mengenyam pendidikan jenjang lebih tinggi terkadang merasa egois, apa yang kami dapat dari bangku pendidikan hanya sekedar untuk mengejar sebuah pekerjaan. Jarang meluangkan waktu untuk  berfikir dan berbuat hal kecil yang mungkin dapat bermanfaat bagi masyarakatnya.

Berangkat dari pemikiran tersebut maka lahirlah sebuah kegiatan seni rupa anak setiap hari minggu sore, dimulai dari jam empat hingga jam lima. Kenapa seni rupa? Jawabanya sederhana sekali, Karena kami mengenyam pendidikan seni rupa, jadi kurang pas jika kami mengajak masyarakatnya untuk kegiatan pertanian atau peternakan. Seharusnya kami-lah yang belajar bertani atau berternak kepada masyarakatnya, karena sekian tahun menggeluti dan bekerja di bidang tersebut.

Setiap minggu sore rumah kontrakan kami selalu dipenuhi oleh keceriaan dan celoteh anak-anak yang akan belajar seni rupa. Sebenarnya kami tidak pernah membatasi kegiatan ini hanya untuk anak-anak, siapa saja boleh ikut bergabung. Kegiatan ini diselenggarakan bukan untuk mengajarkan agar anak-anak menjadi pandai dalam hal gambar-menggambar atau mencetak mereka sebagai seniman cilik. Kami tidak pernah memaksakan bahwa mewarnai harus menggunakan teknik bergradasi, membuat objek harus sempurna seperti yang dicontohkan di papan tulis atau mengkelompokanya sesuai dengan tingkatan kemampuan seperti halnya sanggar lukis anak yang saat ini sedang trend. Pengenalan materi tidak sebatas pengetahuan dua dimensi saja seperti melukis dengan kertas menggunakan krayon atau cat, tetapi juga mengenalkan bentuk seni rupa tiga dimensi. Tentunya dengan media yang murah, aman, dan cocok untuk anak-anak, seperti kreasi dari pemanfaatan barang-barang bekas.

Kegiatan ini merupakan upaya untuk memberikan fasilitas berapresiasi, merangsang anak-anak menjadi kreatif, meng-ekspresikan imajinasinya, melatih kepercayaan diri, melatih kesabaran, mengajak mereka untuk berpendapat tanpa takut disalahkan, dan menghargai pendapat orang lain. Hakikatnya kegiatan seni rupa yang terselenggara memberikan kemerdekaan kepada anak-anak. Kami yakin dari kegiatan ini mampu menjaga kecerian anak-anak agar senyum mereka tetap terkembang. Sebagai wahana yang mampu melepaskan rasa lelah dan suntuk dari segudang materi pelajaran yang selalu dipaksakan.   

Kegiatan yang telah terselenggara ini sebenarnya tidaklah cukup hanya mengajarkan kegiatan seni rupa kepada anak-anak. Rasanya sangatlah kurang jika kegiatan ini hanya kami kelola sendiri tanpa adanya keterlibatan dari para pemuda dusun ngawen.

Yang menjadi kegelisahan adalah, jika kami sudah tidak tinggal lagi di dusun ngawen lalu siapa yang akan meneruskan kegiatan ini?

Sebenarnya tidaklah dibutuhkan seseorang yang pandai dalam melukis untuk mengelola kegiatan seni rupa ini.  Kreatif.  Ya kreatif dan juga kemauan yang dibutuhkan menjadi modal utama serta kepedulian terhadap anak-anak ini. Pemuda dusun ngawen-lah yang seharusnya dapat membina adik-adiknya, mengajarkan akan hal-hal positif dan bermanfaat. Ditangan pemudanya lah nantinya dusun ngawen akan dibawa dalam sebuah perubahan.

Tak ada keinginan yang muluk-muluk dari kegiatan kecil ini. Kami ingin dapat terus bernafas panjang agar mampu hidup dan meracik kreatifitas baru yang membawa manfaat bersama masyarakatnya, di tengah hiruk-pikuk serta panasnya Jogja. semangat Do It Yourself selalu kami usung agar kegiatan ini selalu dinamis. Tidak hanya berhenti pada kegiatan seni rupa tetapi juga mencoba membuat sebuah racikan kreatifiatas yang baru.




                                                                                         -MFJR- Jogja, Ngawen 2013

Sabtu, 12 Oktober 2013

Obsesi

Ruang virtual ini berharap mampu melahirkan sebuah kreatifitas yang mampu untuk saling berbagi dan melengkapi. Bermain dan belajar. Senang, tumbuh dan berkembang. Menjaga selalu agar api dalam tungku terus menyala, dan apa yang telah dimasaknya bisa saling memberikan manfaat.